Jengkol (nama ilmiah: Archidendron pauciflorum
Jengkol (nama ilmiah: Archidendron pauciflorum) adalah tumbuhan khas Asia Tenggara yang termasuk dalam keluarga polong-polongan (Fabaceae). Meskipun terkenal karena baunya yang kuat dan khas, biji jengkol sangat populer di Indonesia, Malaysia, dan Thailand sebagai bahan masakan.
Karakteristik Jengkol
Bentuk dan Warna: Buah jengkol berbentuk polong gepeng yang melilit seperti spiral, berwarna lembayung tua. Di dalamnya terdapat biji-biji besar berkulit tipis, berwarna cokelat mengkilap.
Aroma: Bau kuat pada jengkol berasal dari senyawa kimia yang disebut asam jengkolat. Senyawa ini tidak hanya memengaruhi bau saat dimasak, tetapi juga meninggalkan bau khas pada napas dan urin setelah dikonsumsi.
Tekstur dan Rasa: Jengkol memiliki tekstur yang renyah saat mentah, dan menjadi lembut serta padat setelah dimasak. Rasanya cenderung pahit dan sedikit pedas, yang menjadi ciri khasnya.
Kandungan Gizi dan Manfaat Kesehatan
Meskipun memiliki aroma yang menyengat, jengkol kaya akan nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh. Berdasarkan 100 gram jengkol mentah, kandungan nutrisinya antara lain:
Kalori: 192 kkal
Protein: 5 gram
Karbohidrat: 41 gram
Serat: 1,5 gram
Mineral: Kalium (241 mg), Fosfor (150 mg), dan Natrium (60 mg)
Vitamin: Vitamin C, Vitamin B1, dan Vitamin B2
Berikut beberapa manfaat kesehatan dari mengkonsumsi jengkol dalam porsi yang wajar:
Meningkatkan Kesehatan Jantung: Serat dan kandungan kalium pada jengkol dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dan mengendalikan tekanan darah.
Mengontrol Gula Darah: Jengkol memiliki indeks glikemik yang rendah dan kaya serat, sehingga membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil.
Mencegah Anemia: Jengkol mengandung zat besi yang penting untuk pembentukan sel darah merah, sehingga membantu mencegah dan mengatasi anemia.
Menjaga Kesehatan Tulang: Kandungan kalsium dan fosfornya berperan penting dalam menjaga kepadatan tulang dan gigi, serta mencegah osteoporosis.
Membantu Pencernaan: Kandungan seratnya yang tinggi baik untuk melancarkan buang air besar dan mengatasi sembelit.
Bahaya dan Efek Samping Mengkonsumsi Jengkol
Meskipun bermanfaat, konsumsi jengkol harus dibatasi karena dapat menimbulkan efek samping serius, terutama bagi orang yang sensitif. Efek samping ini dikenal sebagai "kejengkolan" atau keracunan jengkol.
Penyebab Kejengkolan: Efek ini disebabkan oleh asam jengkolat, yang sulit larut dalam air pada pH asam di saluran kemih. Jika dikonsumsi berlebihan, asam jengkolat akan mengkristal dan membentuk endapan tajam yang dapat melukai saluran kemih.
Gejala Kejengkolan: Gejalanya bervariasi dari ringan hingga berat, seperti:
Nyeri perut
Mual dan muntah
Nyeri saat buang air kecil (dysuria)
Urin mengandung darah
Pada kasus yang parah, dapat menyebabkan gagal ginjal akut.
Risiko kejengkolan berbeda-beda pada setiap individu, dipengaruhi oleh faktor genetik dan seberapa banyak jengkol yang dikonsumsi.
Tips Mengolah Jengkol untuk Mengurangi Bau dan Efek Samping
Ada beberapa cara untuk mengurangi bau khas dan efek samping jengkol:
Rendam Semalaman: Rendam jengkol yang sudah dikupas dalam air biasa, air kapur sirih, atau air cucian beras semalaman. Cara ini efektif untuk menghilangkan bau dan rasa pahitnya.
Rebus dengan Bahan Alami: Saat merebus, tambahkan bahan-bahan seperti daun jambu biji, daun salam, atau parutan jahe. Bahan-bahan ini membantu menetralisir aroma jengkol. Beberapa orang bahkan merebusnya dengan kopi tanpa gula untuk mengurangi bau yang kuat.
Pipihkan Jengkol: Setelah direbus, pipihkan jengkol. Langkah ini membuat teksturnya lebih empuk dan bumbu masakan lebih mudah meresap, sehingga rasanya lebih nikmat.
Komentar
Posting Komentar