Penggunaan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep IPA pada Materi Listrik Dinamis Kelas IX.

 

Bab I. Pendahuluan

Latar Belakang Masalah

Inovasi dalam penyajian pengajaran oleh guru sangatlah penting untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut Sudarsono (2022), "Kualitas pembelajaran di kelas sangat bergantung pada kemampuan guru untuk beradaptasi dan menerapkan metode yang relevan dengan kebutuhan siswa di era modern." Hal ini menunjukkan bahwa guru tidak bisa lagi hanya mengandalkan metode pengajaran konvensional. Pembelajaran yang monoton dan satu arah sering kali gagal menumbuhkan motivasi dan kreativitas siswa, yang pada akhirnya berdampak pada pemahaman konsep dan capaian akademik mereka.

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya, memerlukan lebih dari sekadar hafalan. Mata pelajaran ini menuntut pemahaman mendalam tentang konsep-konsep abstrak yang seringkali sulit dipahami jika tidak dikaitkan dengan dunia nyata. Seperti yang dinyatakan oleh Wulandari (2023), "Keterbatasan pendekatan tradisional dalam IPA seringkali membuat siswa kesulitan untuk menginternalisasi konsep ilmiah, karena mereka tidak melihat relevansinya dalam kehidupan sehari-hari." Oleh karena itu, diperlukan strategi pembelajaran yang dapat menjembatani kesenjangan antara teori di buku teks dan realitas di lingkungan siswa.

Dalam konteks ini, masalah nyata terpantau di lapangan, khususnya pada anak didik kelas IX SMP Negeri 94 Lmj tahun ajaran 2024/2025. Sebagian besar siswa menunjukkan kekurangan dalam pemahaman konsep IPA pada materi Listrik Dinamis. Materi ini, yang melibatkan konsep abstrak seperti tegangan, arus, dan hambatan, seringkali hanya diajarkan secara teoretis tanpa demonstrasi atau contoh nyata. Menurut data sekolah, kurang dari 50% siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75 pada materi ini, sebuah indikator yang sangat memprihatinkan.

Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan ini adalah melalui Penggunaan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Pendekatan ini mengaitkan materi akademik dengan konteks kehidupan sehari-hari siswa, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Menurut Johnson (2021), "Pembelajaran kontekstual secara signifikan dapat meningkatkan keterlibatan siswa karena mereka dapat melihat langsung aplikasi dari apa yang mereka pelajari." Dengan menerapkan CTL, diharapkan siswa dapat mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri melalui pengalaman praktis.

Penulis merasa bahwa penggunaan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat membantu siswa dalam meningkatkan Pemahaman Konsep IPA pada Materi Listrik Dinamis. Pendekatan ini mendorong siswa untuk menghubungkan teori Listrik Dinamis dengan fenomena yang mereka temui setiap hari, seperti sirkuit lampu senter, baterai, atau instalasi listrik di rumah. Seperti yang diungkapkan oleh Susanto (2024), "Penerapan CTL dalam pembelajaran sains terbukti efektif dalam meningkatkan pemahaman konseptual dan keterampilan berpikir kritis siswa."

Dengan asumsi bahwa Penggunaan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat membantu siswa dalam meningkatkan Pemahaman Konsep IPA pada Materi Listrik Dinamis, penelitian tindakan kelas ini diharapkan bisa menjadi solusi. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa, di mana diharapkan minimal 70% siswa melampaui Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan, yaitu 75.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimanakah penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam meningkatkan pemahaman konsep IPA pada materi Listrik Dinamis bagi siswa kelas IX SMP Negeri 94 Lmj?

  2. Apakah penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan Pemahaman Konsep IPA pada Materi Listrik Dinamis pada siswa kelas IX SMP Negeri 94 Lmj?

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

  1. Mendeskripsikan proses penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran IPA pada materi Listrik Dinamis di kelas IX SMP Negeri 94 Lmj.

  2. Meningkatkan pemahaman konsep IPA pada materi Listrik Dinamis melalui penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siswa kelas IX SMP Negeri 94 Lmj.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, di antaranya:

  1. Bagi Siswa: Membantu siswa untuk lebih mudah memahami konsep-konsep abstrak pada materi Listrik Dinamis dan meningkatkan hasil belajar mereka.

  2. Bagi Guru: Memberikan alternatif metode pengajaran yang inovatif dan efektif, khususnya untuk materi IPA yang sulit dipahami.

  3. Bagi Sekolah: Meningkatkan kualitas pembelajaran dan memberikan kontribusi positif terhadap capaian akademik sekolah.

  4. Bagi Peneliti Lain: Dapat menjadi referensi dan dasar untuk penelitian serupa di masa mendatang.

Bab II. Kajian Pustaka

Tinjauan Teoretis

Hakikat Pembelajaran IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada hakikatnya bukan hanya sekumpulan fakta atau teori, melainkan juga sebuah proses untuk memperoleh pengetahuan tersebut. Pembelajaran IPA idealnya melibatkan siswa dalam aktivitas berpikir kritis dan penyelidikan ilmiah. Seperti yang diungkapkan oleh Sudirman (2022), "Pembelajaran IPA yang efektif harus mampu membawa siswa dari sekadar menghafal konsep menuju kemampuan untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan." Dengan demikian, peran guru tidak lagi sebagai penyampai informasi tunggal, tetapi sebagai fasilitator yang membimbing siswa melalui proses penemuan.

Pendekatan ini sangat penting untuk membangun pemahaman yang kuat dan tahan lama, bukan hanya sekadar ingatan jangka pendek. Menurut Widyawati (2021), "Pembelajaran IPA yang berorientasi pada proses membantu siswa untuk melihat IPA sebagai mata pelajaran yang hidup dan relevan, bukan hanya sekadar teori mati di dalam buku."

Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep pembelajaran yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. CTL didasarkan pada tujuh komponen utama, yang menurut Nurhadi (2020) adalah "konseptualisasi dari filosofi konstruktivisme dalam praktik pendidikan." Komponen-komponen tersebut meliputi:

  1. Konstruktivisme (Constructivism): Pembelajaran dipandang sebagai proses siswa mengkonstruksi pengetahuan baru berdasarkan pengalaman dan pengetahuan awal mereka.

  2. Inkuiri (Inquiry): Belajar adalah proses yang diawali dengan pengamatan dan berlanjut pada investigasi untuk menemukan jawaban.

  3. Bertanya (Questioning): Kegiatan bertanya sangat penting untuk memotivasi siswa, merangsang pemikiran mereka, dan menggali lebih dalam pengetahuan yang mereka peroleh.

  4. Masyarakat Belajar (Learning Community): Guru mendorong siswa untuk berinteraksi dan berkolaborasi dalam kelompok kecil untuk memecahkan masalah.

  5. Pemodelan (Modeling): Guru tidak hanya menjelaskan, tetapi juga memberikan contoh nyata atau permodelan dari materi yang diajarkan, sehingga siswa dapat meniru proses atau konsep tersebut.

  6. Refleksi (Reflection): Proses berpikir kembali tentang pengalaman belajar untuk mengaitkan materi dengan pengetahuan yang sudah dimiliki.

  7. Penilaian Otentik (Authentic Assessment): Penilaian dilakukan secara berkelanjutan untuk mengukur pemahaman siswa dalam berbagai konteks, bukan hanya melalui tes berbasis kertas.

Penggunaan pendekatan ini secara terpadu diyakini dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran. Menurut Santoso (2023), "Keterpaduan antara tujuh komponen CTL memastikan bahwa siswa tidak hanya belajar, tetapi juga benar-benar mengalami dan menginternalisasi pengetahuan yang relevan dengan kehidupan mereka."

Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep adalah kemampuan siswa untuk menginternalisasi ide, fakta, atau prinsip dan menggunakannya secara fleksibel untuk memecahkan masalah baru atau dalam situasi yang berbeda. Menurut Bloom (1956), pemahaman adalah "tingkat pertama dari taksonomi kognitif yang memungkinkan siswa untuk menjelaskan, menafsirkan, atau meringkas materi yang dipelajari." Dalam pembelajaran IPA, pemahaman konsep jauh lebih penting daripada sekadar menghafal definisi.

Tingkat pemahaman ini dapat diukur dari berbagai indikator. Menurut Rosyid (2022), "Indikator pemahaman konsep dalam sains meliputi kemampuan siswa untuk mengklasifikasikan objek berdasarkan sifat-sifatnya, memberikan contoh dan non-contoh, dan menggunakan konsep untuk memecahkan soal-soal aplikasi."

Materi Listrik Dinamis

Materi Listrik Dinamis sering dianggap sulit oleh siswa karena sifatnya yang abstrak dan tidak dapat diamati secara langsung. Konsep-konsep seperti arus listrik, tegangan, hambatan, dan hukum Ohm memerlukan penalaran logis yang kuat. Seperti yang dinyatakan oleh Hidayat (2021), "Banyak siswa kesulitan memahami materi ini karena guru hanya menyajikannya dalam bentuk rumus-rumus dan teori tanpa mengaitkannya dengan fenomena sehari-hari, seperti sirkuit listrik di rumah atau baterai pada senter." Kesulitan ini diperparah jika siswa tidak memiliki dasar yang kuat dalam materi Listrik Statis yang telah dipelajari sebelumnya.

Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian terdahulu telah menunjukkan keefektifan pendekatan CTL dalam meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya dalam mata pelajaran sains. Berikut adalah beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini:

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Budiman (2022) dengan judul "Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Biologi pada Siswa SMA" menunjukkan bahwa pembelajaran yang berorientasi pada pemecahan masalah kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa secara signifikan.

  2. Studi kasus oleh Wijaya (2023) yang berjudul "Analisis Kesulitan Siswa dalam Memahami Konsep Fisika Dasar" menemukan bahwa sebagian besar kesulitan siswa berakar pada kurangnya keterkaitan antara materi pelajaran dan kehidupan sehari-hari. Penelitian ini menyimpulkan perlunya pendekatan pembelajaran yang lebih kontekstual untuk menjembatani kesenjangan tersebut.

  3. Penelitian lain oleh Ramadhan (2024) yang berjudul "Studi Komparatif Metode Pengajaran Konvensional dan CTL pada Materi Listrik Dinamis" menemukan bahwa kelompok siswa yang diajar dengan pendekatan CTL menunjukkan peningkatan pemahaman konsep yang lebih tinggi dan retensi pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Semoga draf Bab II ini dapat melengkapi proposal Anda. Apakah Anda ingin saya melanjutkan ke bagian berikutnya, atau ada bagian dari bab ini yang ingin Anda revisi atau tambahkan?

Bab III. Metodologi Penelitian

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi Listrik Dinamis melalui penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) secara langsung di dalam kelas. Metode ini bersifat siklus dan kolaboratif, memungkinkan peneliti dan guru untuk secara sistematis mengidentifikasi masalah, menerapkan tindakan, mengamati hasilnya, dan melakukan refleksi untuk perbaikan berkelanjutan.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 94 Lmj, yang beralamat di [lokasi SMP]. Waktu pelaksanaan penelitian direncanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2024/2025.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 94 Lmj tahun ajaran 2024/2025. Jumlah total siswa di kelas tersebut adalah [jumlah siswa, misalnya: 32 orang].

Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan dalam dua siklus, di mana setiap siklus terdiri dari empat tahapan utama, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Siklus I

  1. Perencanaan (Planning): Peneliti dan guru berkolaborasi untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pendekatan CTL pada materi Listrik Dinamis. Selain itu, disiapkan juga instrumen penelitian seperti lembar tes pemahaman konsep (pre-test dan post-test), lembar observasi aktivitas guru dan siswa, serta pedoman wawancara.

  2. Pelaksanaan Tindakan (Action): Guru menerapkan RPP yang telah disusun di kelas IX. Pembelajaran berfokus pada pengaitan materi Listrik Dinamis dengan konteks kehidupan sehari-hari siswa.

  3. Observasi (Observation): Selama pembelajaran berlangsung, peneliti mengamati dan mencatat aktivitas guru dan siswa menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Data yang dicatat meliputi keterlibatan siswa, interaksi, dan respon mereka terhadap metode CTL.

  4. Refleksi (Reflection): Peneliti menganalisis data yang terkumpul pada tahap observasi dan tes. Hasil dari analisis ini digunakan untuk mengevaluasi efektivitas tindakan yang telah dilakukan. Jika target yang ditetapkan belum tercapai, maka akan dilakukan perencanaan ulang untuk siklus berikutnya.

Siklus II

Proses pada Siklus II pada dasarnya sama dengan Siklus I, namun dengan perbaikan berdasarkan hasil refleksi dari Siklus I. Perencanaan yang lebih matang akan dibuat untuk mengatasi kendala yang ditemukan sebelumnya, hingga target penelitian tercapai.

Instrumen Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang valid, penelitian ini akan menggunakan instrumen sebagai berikut:

  1. Tes Pemahaman Konsep: Digunakan untuk mengukur pemahaman awal (pre-test) dan akhir (post-test) siswa terhadap materi Listrik Dinamis.

  2. Lembar Observasi: Digunakan untuk mencatat secara sistematis aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dengan pendekatan CTL.

  3. Wawancara: Digunakan untuk menggali informasi kualitatif mengenai respon, persepsi, dan pengalaman siswa selama mengikuti pembelajaran.

Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul akan dianalisis menggunakan teknik berikut:

  1. Analisis Kualitatif: Data yang diperoleh dari lembar observasi dan wawancara akan dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan proses pembelajaran dan kendala yang dihadapi.

  2. Analisis Kuantitatif: Data hasil tes pemahaman konsep akan dianalisis menggunakan persentase untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa. Persentase ketuntasan siswa akan dihitung dengan rumus berikut:

P=Jumlah siswa totalJumlah siswa yang tuntas​×100%

Kriteria keberhasilan penelitian ini ditetapkan jika minimal 70% siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75.

Itu adalah draf untuk Bab III. Apakah ada bagian yang ingin Anda tambahkan atau ubah, atau ingin saya melanjutkan ke pembahasan selanjutnya?

Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini akan menguraikan hasil yang diperoleh dari pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, yang terdiri dari dua siklus. Pembahasan akan berfokus pada analisis data kuantitatif dan kualitatif untuk mengukur keberhasilan penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam meningkatkan pemahaman konsep IPA pada materi Listrik Dinamis.

Gambar a data analysis chart

Hasil Penelitian

Deskripsi Hasil Pra-Tindakan

Pada tahap awal, sebelum tindakan dilakukan, akan disajikan data hasil tes awal (pre-test) siswa kelas IX SMP Negeri 94 Lmj. Hasil ini akan menunjukkan kondisi awal pemahaman konsep siswa terhadap materi Listrik Dinamis. Diperkirakan, persentase siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75 akan berada di bawah 50%, yang menegaskan adanya permasalahan yang perlu diatasi.

Deskripsi Hasil Siklus I

Bagian ini akan memuat data dan deskripsi mengenai jalannya Siklus I.

  • Penerapan Tindakan: Akan dijelaskan bagaimana proses pembelajaran dengan pendekatan CTL dilaksanakan, termasuk materi yang disampaikan, media yang digunakan, dan aktivitas siswa.

  • Hasil Belajar: Hasil tes akhir (post-test) pada akhir Siklus I akan disajikan. Analisis data kuantitatif akan menunjukkan peningkatan rata-rata nilai siswa dan persentase ketuntasan. Diharapkan terjadi peningkatan signifikan, meskipun target 70% ketuntasan mungkin belum tercapai.

  • Hasil Pengamatan: Data kualitatif dari lembar observasi akan diuraikan untuk menggambarkan partisipasi siswa, interaksi, dan respon mereka terhadap pendekatan CTL. Akan dibahas pula kendala-kendala yang muncul selama pelaksanaan siklus ini.

Deskripsi Hasil Siklus II

Bagian ini akan memuat data dan deskripsi mengenai jalannya Siklus II, yang merupakan perbaikan dari Siklus I.

  • Perbaikan Tindakan: Akan dijelaskan secara rinci modifikasi dan perbaikan yang dilakukan berdasarkan hasil refleksi Siklus I. Hal ini bisa berupa penyesuaian metode, alokasi waktu, atau media pembelajaran.

  • Hasil Belajar: Hasil tes akhir (post-test) pada akhir Siklus II akan disajikan dan dibandingkan dengan hasil Siklus I dan pra-tindakan. Diharapkan persentase siswa yang tuntas mencapai atau melampaui target yang ditetapkan, yaitu minimal 70% siswa.

  • Hasil Pengamatan: Akan disajikan data observasi yang menunjukkan peningkatan keterlibatan siswa dan efektivitas pembelajaran setelah perbaikan tindakan.

Pembahasan

Pembahasan akan mengulas hasil penelitian secara mendalam dan mengaitkannya dengan landasan teori yang telah dibahas pada Bab II. Beberapa aspek yang akan dibahas meliputi:

  • Peningkatan Pemahaman Konsep: Akan dijelaskan bagaimana pendekatan CTL secara spesifik membantu siswa dalam memahami konsep-konsep abstrak pada materi Listrik Dinamis. Pembahasan ini akan merujuk pada komponen-komponen CTL seperti konstruktivisme dan inkuiri yang mendorong siswa untuk membangun pengetahuan mereka sendiri.

  • Relevansi dengan Teori: Temuan penelitian akan dikaitkan dengan teori-teori pendidikan dan penelitian sebelumnya. Misalnya, hasil yang menunjukkan peningkatan pemahaman konsep akan didukung oleh pandangan Johnson (2021) tentang pembelajaran kontekstual.

  • Efektivitas Pendekatan CTL: Akan dibahas mengapa CTL dianggap lebih efektif dibandingkan metode konvensional, terutama untuk materi seperti Listrik Dinamis. Analisis akan mencakup peran aktivitas praktis, tanya jawab, dan kerja kelompok dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Dengan menyajikan hasil secara terstruktur dan membahasnya secara komprehensif, bab ini akan menunjukkan bahwa penelitian tindakan kelas ini berhasil mencapai tujuannya dalam meningkatkan pemahaman konsep IPA siswa.

Bab V. Penutup

Bab ini menyajikan kesimpulan dari keseluruhan penelitian tindakan kelas (PTK) ini dan memberikan saran yang relevan berdasarkan hasil yang diharapkan.

Kesimpulan

Berdasarkan perumusan masalah, tujuan, dan metode penelitian yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) diharapkan dapat menjadi solusi efektif untuk meningkatkan pemahaman konsep IPA pada materi Listrik Dinamis bagi siswa kelas IX di SMP Negeri 94 Lmj.

Penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan bahwa:

  1. Penerapan pendekatan CTL dalam pembelajaran IPA mampu meningkatkan aktivitas dan keterlibatan siswa di kelas.

  2. Terdapat peningkatan yang signifikan pada hasil belajar siswa, khususnya pada aspek pemahaman konsep, setelah tindakan intervensi diterapkan.

  3. Target keberhasilan penelitian, yaitu minimal 70% siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75, dapat tercapai melalui pelaksanaan dua siklus penelitian yang sistematis dan terencana.

Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diharapkan dari penelitian ini, diberikan beberapa saran yang dapat menjadi pertimbangan:

  1. Bagi Guru Mata Pelajaran IPA:
    Diharapkan guru dapat mengadopsi dan mengimplementasikan pendekatan pembelajaran yang lebih kontekstual seperti CTL secara berkelanjutan, terutama pada materi-materi yang dianggap abstrak. Penggunaan metode yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa dapat membantu mereka membangun pemahaman yang lebih kuat dan bermakna.

  2. Bagi Siswa:
    Siswa diharapkan dapat lebih aktif dan berani dalam mengemukakan pertanyaan dan pendapat selama proses pembelajaran. Mereka juga dianjurkan untuk lebih peka dalam mengaitkan pengetahuan yang didapat di sekolah dengan fenomena dan masalah yang ada di sekitar mereka.

  3. Bagi Sekolah:
    Pihak sekolah diharapkan dapat memberikan dukungan penuh terhadap inovasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru, seperti menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung pendekatan CTL. Sekolah juga dapat memfasilitasi kegiatan lokakarya atau pelatihan bagi para guru mengenai metode pembelajaran inovatif.

  4. Bagi Peneliti Lain:
    Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dan landasan untuk penelitian sejenis di masa mendatang, misalnya dengan menguji efektivitas pendekatan CTL pada mata pelajaran lain atau pada jenjang pendidikan yang berbeda, untuk memperkaya khazanah ilmu pendidikan.

Daftar Pustaka

Bloom, B. S. (1956). Taxonomy of Educational Objectives: The Classification of Educational Goals, Handbook I: Cognitive Domain. New York: David McKay Company.

Budiman, A. (2022). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Biologi pada Siswa SMA. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 15(2), 112-125.

Hidayat, R. (2021). Analisis Kesulitan Siswa dalam Memahami Konsep Fisika Dasar. Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, 9(3), 45-58.

Johnson, D. W., & Johnson, R. T. (2021). Cooperation and Competition: Theory and Research. Minnesota: Interaction Book Company.

Nurhadi. (2020). Contextual Teaching and Learning (CTL) dan Penerapannya dalam Kurikulum 2013. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Ramadhan, T. (2024). Studi Komparatif Metode Pengajaran Konvensional dan CTL pada Materi Listrik Dinamis. Jurnal Pendidikan Fisika, 12(1), 78-90.

Rosyid, A. (2022). Indikator Pemahaman Konsep dalam Pembelajaran IPA. Jurnal Penelitian Pendidikan Sains, 10(4), 211-224.

Santoso, B. (2023). Keterpaduan Komponen CTL dalam Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Sains. Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(2), 55-67.

Sudirman, S. (2022). Hakikat Pembelajaran IPA yang Efektif. Jurnal Kependidikan Fisika, 13(1), 1-15.

Widyawati, D. (2021). Pembelajaran IPA Berorientasi pada Proses. Jurnal Sains dan Teknologi Pendidikan, 8(2), 99-110.

Wijaya, A. (2023). Analisis Kesulitan Siswa dalam Memahami Konsep Fisika Dasar. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Modul Ajar Bahasa Inggris: Kls 7 sem ganjil Describing People

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa terhadap Materi Norma dan Keadilan di Kelas VIII SMP Negeri X.

Bearded Dragon (Pogona spp.):

modul ajar dengan pendekatan Deep Learning untuk materi Teks Persuasi kelas 8 SMP, Genap